Minggu, 01 Maret 2015

Masa SMP di Pondok


Di SMPku, SMP Plus ar-Rahmat, liburan dijatah di hari jumat. Kesempatan tersebut tak kami sia-siakan dengan keluar pondok. Ya, SMP dengan nilai plus sistem asrama dalam pondok pesantren. Kegiatan liburan paling shopping di pasar atau mal, biasanya beli sabun atau jajanan, ataupun sekedar melepas penat dari pagi main bola sampai pegal sendiri kaki kami. Maklum, suntuk rasanya seminggu full menjalani aktivitas yang sama tiap harinya. Namun aku dan teman-teman, mengakui betapa besar jasa pondok dalam mendidik remaja-remaja Islam seperti kami.

Bagiku melewatkan masa SMP dalam pondok pesantren adalah pilihan luar biasa. Zaman jayanya anak-anak baru lulus SD dihabiskan dengan 'nyantri' dan belajar Islam. Rata-rata kami sama-sama dari SD, cuma beda-beda SD-nya.  Tiba-tiba kami bertemu dan hidup berasrama. Pagi dan sore mengaji bersama lalu makan dan tidur bersama, tapi tanpa senioritas kakak kelas,hehe.. waktu itu kami santri perdana ar-Rahmat. Walau aneh juga pertamanya, tapi lama-lama kami pun saling mengenal. Juga berkenalan dengan Mbah Jas, pendiri pondok sekaligus pengusaha tembakau kaya di Bojonegoro, namun beliau amat sederhana. Selain sekolah gratis, kami juga sering diberi uang saku dulu, hehe..

Masing-masing punya kesan dan kenalan baru. Ada Ustadz Zikrul yang berdisiplin ala Gontor, Ustadz Ihda yang kalem anteng, Ustadz Sriyono pengajar Matematika dan qiraah yang jenaka, Ustadz Wahab, Ustadz Roni dan Ustadz Ali yang tegas, tapi kadang santai diajak ngobrol. Makanya, di pondok dituntut saling pengertian satu sama lain, supaya kehidupan di asrama berjalan harmonis, antar santri dengan santri, atau santri dengan para ustadz. Pondok kami, di sana kami bertemu, di sana kami berpisah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar